Cari Blog Ini

Selasa, 26 Agustus 2014

Alhamdullillah punya motor

Saya mempunyai keinginan, mungkin keinginan itu terlalu sulit untuk saya capai. Waktu saya masuk kuliah semester 2, saya mulai mencari pekerjaan. Pekerjaan apapun asal mendapatkan uang bagi saya akan saya jalani. Dari pekerjaan menjadi pelayan, penjaga kolam renang, guru les sudah saya tempuh, dan saya mulai saat itu mulai menabung. Saya berpikir bahwa saya tidak ingin menjadi kupu-kupu alias kuliah pulang kuliah pulang. Saya ingin mencari sesuatu yang berbeda dalam kehidupan saya dan saya tidak ingin waktu saya terbuang begitu saja. Saya juga tidak ingin membebani orangtua saya, karena mereka sudah mengeluarkan banyak biaya untuk saya kuliah. Paling tidak, saya bisa mencari uang sendiri, untuk membeli barang yang saya inginkan, dengan begitu orangtua tidak terbebani dengan segala keinginan saya. Waktu itu sekitar bulan maret tahun lalu. Saya ditawari kerja oleh teman kuliah saya, kebetulan dia rumahnya satu kecamatan dengan saya. Saya ditawari untuk ngelesi privat anak SD di kampungnya. Kampungnya itu jaraknya sekitar 1,5 kilo dari rumah saya. Saya berpikir bahwa saya harus mencoba dulu pekerjaan itu. waktu itu saya belum mempunyai kendaraan, alias sepeda motor. Saya ingin sekali punya motor, karena motor bisa membantu saya dalam bekerja maupun kuliah. Matahari mulai tenggelam, dan hari itu mulai petang. Setelah sholat maghrib saya langsung menuju rumah anak tersebut. Awalnya saya naik angkot, tetapi setelah dipikir-pikir kalau naik angkot itu malah jadi boros, honor saya jadi terpotong untuk membayar angkot. Angkot berhenti lama untuk mencari penumpang. Kemudian esok harinya saya tidak lagi untuk naik angkot karena berhenti lama dan saya berpikir untuk jalan kaki saja menuju rumah anak tersebut. Jarak yang saya tempuh untuk pergi dan pulang sekitar 3 kilo. Setiap berangkat untuk menuju rumah anak tersebut dibutuhkan waktu 30menit, jadi setiap selesai sholat maghrib saya langsung bergegas untuk berangkat. Setiap hari senin-jumat hari-hari saya jalani seperti itu, kebetulan kuliah saya ada yang jam pagi dan ada yang jam siang jadi malamnya bisa saya gunakan untuk ngelesi anak SD. Sebenarnya murid privat saya banyak, tetapi yang lain hanya les seminggu 2 kali saja, itupun ada yang hari sabtu-minggu jadi tidak mengganggu jadwal kuliah. Dari hari senin-jumat saya berjalan kaki. Berangkat dari rumah pukul 6 dan tiba dirumah pukul 08.30 karena saya ngelesinya hanya 1,5 jam, mulai pukul 06.30-08.00. Pada bulan pertama saya merasa capek sekali karena harus jalan kaki setiap harinya. Belum lagi banyaknya tugas kuliah yang harus dikerjakan. Pada saat itu saya ingin menyerah dan ingin berhenti, tetapi saya ingin tujuan saya itu terpenuhi, yaitu bisa beli motor. Saya putuskan untuk tetap menjalani hari-hari saya seperti itu. Terkadang saya takut untuk jalan kaki malam-malam, karena takut ada orang yang berniat jahat. 3 bulan telah saya lewati, dan setiap kali mendapatkan honor saya tabung di bank. Kebetulan honor itu lumayan besar bagi saya, karena saya ngelesi setiap hari, jadi kalau digabungkan dengan yang hanya seminggu 2kali jadi lumayan, ditambah dengan uang yang diberi orangtua setiap hari, uang tersebut tidak saya gunakan untuk jajan, saya berusaha hemat pada saat itu. Saya berusaha menutup mata saya agar tidak tergiur dengan hal-hal yang mewah seperti mahasiswa pada umumnya, mungkin banyak yang mengganggap saya bukan orang modis karena saya tidak berpakaian yang keren ataupun yang mahal. Sekali lagi, saya diajarkan orangtua saya untuk hidup prihatin. Orangtua saya hanya mampu untuk membiayai kuliah, maka dari itu saya belajar hemat supaya saya bisa membeli motor dengan jerih payah saya. Saya senang sekali karena tabungan saya semakin terkumpul. Pada waktu itu saya tidak bilang pada bapak akan beli motor, karena bapak melarang saya untuk menggunakan motor, mungkin bapak trauma karena pernah kecelakaan. Bapak juga tidak tahu menahu tentang tabungan saya. Atas seijin ibu, saya ditemani untuk membeli motor. Setelah pulang, ibu menangis terharu karena melihat anaknya bisa membeli motor, bapak juga kaget karena tiba-tiba ada dealer yang mengantarkan motor ke rumah saya. Mungkin saya belum bisa memberikan hal yang diharapkan oleh orangtua saya, tetapi setidaknya saya tidak merengek-rengek kepada mereka untuk meminta sesuatu yang diluar batas kemampuan orangtua saya, karena saya tahu sudah banyak keringat yang bercucuran demi pendidikan saya dan adik saya. Dan satu lagi, saya percaya bahwa itu Allah Maha Mendengar. Apa yang diinginkan oleh hamba-hambanya pasti suatu saat akan dikabulkan karena semua akan indah pada waktuNya dengan catatan kita tidak berputus asa, selalu berusaha dan bersyukur dengan apa yang telah kita peroleh.

Long Distance Relationship



Long Distance Relationship
Kemana langkahku pergi slalu ada bayangmu
Kuyakin makna nurani kau takkan pernah terganti
Pandanglah bintang berbijak kau tak pernah tersembunyi
Dimana engkau berada disana cintaku
Walau keujung dunia pasti akan ku nanti
Meski ketujuh samudera pasti ku kan menunggu
Karena kuyakin kau hanya untukku……

LDR singkatannya, tidak pernah terbayang dibenak saya akan menjalani sebuah hubungan jarak jauh. Mungkin bagi sebagian orang tidak ingin menjalani sebuah hubungan jarak jauh, begitupun saya. Siapa sih yang mau menjalani hubungan jarak jauh, apalagi bukan hanya beda kota, tapi beda pulau bahkan beda waktu. Doi ada di Flores dan saya di Jawa T.T  Sejauh ini saya bertahan dengan yang dinamakan “LDR”. Terkadang berat memang untuk menjalin sebuah hubungan, karena menyatukan 2 pikiran orang yang berbeda itu sulit, apalagi jarak jauh terlebih perbedaan usia juga lumayan jauh. Si doi umurnya 27 tahun, saya masih 21 tahun yang notabene masih berbau-bau labil. Hampir 2 tahun saya menjalani “LDR” dengan si doi, entah sampai berapa tahun lagi menjalani “LDR”. Hubungan ini tidak akan bertahan jika tanpa sebuah kesetiaan dan kepercayaan. LDR juga harus banyak stok sabarnya, karena bila tidak ada kabar kan bakal khawatir juga. Yang pasti dengan terpautnya usia yang lumayan membuat saya semakin belajar untuk dewasa. Senengnya kalau ketemu, jadi waktu digunakan dengan sebaik mungkin. Saya tidak akan pernah menyesal untuk menjalani hubungan ini jika pada akhirnya saya dan si doi bertemu lagi. Maksud saya bertemu lagi yaitu bertemu di pelaminan wkwkwk. Semoga perjalanan cinta kami penuh warna dan abadi meski saat ini dipisahkan oleh jarak dan waktu.

Andai waktumu milikku dan waktukku milikmu
Mungkin aku dan kau akan menjadi kita
By : me 

Kita Harus Bersyukur

Mungkin kali ini bukan soal perkara tentang fisik, tetapi kemauan maupun niat. Saya bertemu seseorang yang masih bisa dibilang anak-anak, tetapi memberikanku sebuah pelajaran yang berharga. Dimana anak tersebut mempunyai keterbatasan fisik, ia tidak bisa berjalan karena motoriknya lemah. Terlepas dari keterbatasan tersebut, ia tetap mempunyai semangat untuk bersekolah. Setiap sabtu dan minggu sore saya menemuinya untuk menularkan ilmu yang saya dapat dari bangku sekolah juga. Saya senang jikalau sedang mengajarinya, karena ia selalu bersemangat saat belajar. Bila saya melihatnya lelah, saya menyuruhnya berhenti sejenak untuk beristirahat, tetapi ia tetap tidak mau dan terus ingin melanjutkan belajar dan tidak mengeluh. Ia sangat pandai dalam menghafal, nilai bahasa arabnya selalu tertinggi dikelas, mungkin ada  yang memandang sebelah mata, tetapi semangatnya tak terpatahkan. Sungguh luar biasa anak tersebut. Dari pengalaman saya tersebut dapat diambil pelajaran, bahwa kita yang diberi fisik yang sempurna oleh Tuhan, terkadang kita masih suka mengeluh dengan keadaan yang terjadi pada diri kita. Kadang kita merasa bahwa kita adalah orang yang kurang beruntung jika dibandingkan teman-teman kita. Kita merasa bahwa kadang Tuhan itu tidak adil. Masalah yang kita hadapi kadang sulit untuk dipecahkan. Kita masih punya kaki untuk berjalan diatas bumi, masih punya mata untuk melihat awan, masih punya tangan untuk merasakan air, masih bisa bernafas menghirup udara segar, masih bisa mendengarkan suara-suara nan merdu, masih punya mulut untuk berkomunikasi dengan orang-orang yang ada disekitar kita, dan sampai detik ini masih diberi kesehatan yang luar biasa dari Tuhan. Coba kalau kita kehilangan salah satu dari anggota tubuh kita, mungkin untuk melakukan sebuah pekerjaan akan terasa kaku. Maka dari itu saya belajar bersyukur dengan apa yang sudah Tuhan beri dari ujung rambut hingga ujung kaki. Fisik tidak akan menghalangi seseorang untuk meraih segala yang diinginkan, yang pengaruhnya sangat besar adalah kemauan maupun niat. Walaupun kemampuan kita terbatas, tetapi punya kemauan untuk bisa pasti sesuatu itu dapat kita raih. Kemauan yang diimbangi dengan niat akan menjadi kekuatan untuk meraihnya. Jadi ini bukan perkara tentang fisik, tetapi kemauan maupun niat.

Sepenggal pelajaran dalam bus kota

Hallo sobat, sudah lama saya jarang menulis untuk blog saya. Kebetulan lagi ada waktu untuk menulis, jadi saya luangkan kesempatan ini untuk menulis, sebenarnya banyak sekali inspirasi-insipirasi yang saya temui dalam kehidupan sehari-hari, akan tetapi banyak halangan untuk menulisnya hehehe.
Belajar itu memang perlu, supaya kita bisa menjadi orang yang berguna bagi setiap orang yang ada disekeliling kita. Bukan hanya belajar matematika, IPS, IPA, dan sebagainya, melainkan kita juga perlu belajar hal yang tidak pernah kita dapatkan dari dalam materi pembelajaran yang ada di dunia pendidikan. Belajar itu bukan berarti kita harus pergi ke sekolah, memakai seragam, membawa buku, kemudian ada guru yang menerangkan materi pelajaran, ataupun belajar dengan guru privat, akan tetapi kita bisa belajar dari siapa saja, kapan pun, dan dimana pun kita berada. Belajar bisa kita dapatkan dari anak-anak jalanan. walaupun terkadang kita memandang anak jalanan dengan sebelah mata, tetapi sebenarnya banyak hal yang bisa kita petik dari kehidupan anak jalanan. Meski mereka tidak seberuntung kita, tetapi mereka punya semangat yang tinggi untuk menjalani roda kehidupan, mereka tak pernah putus asa untuk mencari rupiah demi bertahan hidup yaitu untuk makan pada hari itu juga, malah adapula yang hari esok masih bisa makan atau tidak. Terkadang kita sering mengeluh terhadap berbagai keadaan yang ada disekitar kita, misalnya jika kita pulang sekolah kita sering bertanya kepada ibu, hari ini makan apa bu? Kemudian ibu menjawab, hari ini hanya ada sayur lodeh dan kerupuk. Kadang kita tidak selera untuk makan dirumah karena dengan menu yang seadanya, akan tetapi jika kita lihat diluar sana, banyak anak-anak jalanan yang hari ini apa makan?. Saya sering melihat anak jalanan ada di terminal, karena saya waktu itu berangkat dan pulang sekolah naik bus. Dalam hati miris melihat anak-anak tersebut, karena ada yang masih kecil sudah diajak ngamen oleh kakaknya. Ternyata kita memang harus bersyukur karena sejak kecil kita diberikan fasilitas-fasilitas yang memadai untuk mengeksplorasikan masa kanak-kanak kita, itu saja kadang kita masih sering mengeluh dengan keadaan kita. Tetapi anak tersebut masa kecilnya sungguh ironis, karena harus mengalami sulitnya untuk bertahan hidup dan ikut mencari uang untuk makan, makan saja susah apalagi untuk membeli mainan yang sebenarnya untuk seumuran anak tersebut memang diperlukan sebagai hiburan. Mungkin baginya hidup ini kejam dan hidup ini bukan pilihan mereka, akan tetapi pada waktu itu saya melihat sorot mata anak tersebut bernyanyi dengan riangnya tanpa ada kendala dalam hidupnya, dengan berpakaian lusuh dan wajah yang penuh debu anak tersebut terus bernyanyi hingga bus berhenti di terminal. Saya juga tidak tahu kehidupan mereka yang sesungguhnya, apakah mereka masih punya orangtua ataupun tidak, akan tetapi kita bisa memetik pelajaran dari anak-anak jalanan bahwasannya kita tidak boleh berputus asa dan harus selalu bersyukur karena kita masih beruntung bisa sekolah, mendapatkan kehidupan yang layak, mempunyai orangtua yang sangat menyayangi kita, masih bisa menghirup udara segar, melihat indahnya sang mentari, merasakan semilir angin, dan menikmati kesehatan badan itu yang utama, karena kesehatan mahal harganya, mungkin kita bisa membeli makanan yang terlezat tetapi kita tidak bisa menikmati makanan tersebut dikala kita sedang dilanda sakit, maka dari itu kita harus bersyukur dengan kesehatan yang kita peroleh. Setiap orang mempunyai kehidupan yang berbeda-beda, dan jangan pernah membandingkan kehidupan kita dengan kehidupan orang lain supaya kita bisa lebih mensyukuri nikmat yang kita punya, terlebih lagi kita bisa menikmati hidup ini dengan sederhana yaitu bersyukur dengan apa yang kita punya. Sering-seringlah menegok kebawah supaya kita lebih bersyukur, dan jangan melihat keatas terus-menerus karena nanti kepala kita nggak bisa tegak, hohohoho….
Sekian dari saya, lain kali kita berjumpa lagi pada postingan selanjutnya dengan pengalaman-pengalaman yang saya alami…

Selasa, 15 Juli 2014

Perasaan Bosan



Bila kau terus pandangi langit tinggi di angkasa…
tak kan ada habisnya segala hasrat di dunia…

Yupp benar sekali itu adalah penggalan lirik lagunya Dewa 19. Bahwasanya kita hidup di dunia ini adalah untuk mensyukuri apa yang sudah kita raih saat ini. Bila kita terus memandang orang yang lebih dari kita, tak akan pernah ada habisnya segala keinginan kita di dunia ini. Saat ini saya bener bener jenuh dengan studiku. Dimana 3 tahun telah terlewati, tapi saya merasa bosan dengan semuanya. Yaa mungkin saya harus banyak belajar bersyukur karena tidak semua orang seberuntung saya yang bisa menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Saya merasa sangat bosan karena dibulan-bulan ini saya tidak bisa bertemu dengan murid-murid les yang senantiasa menghiburku dikala sedang bosan dengan tugas tugas kuliah. Aah saya harus menunggu hingga awal bulan agustus untuk bertemu dengan murid murid yang lucu nan menggemaskan, meski kadang bikin jengkel. 


Ambarawa, 16 Juli 2014

Minggu, 13 Januari 2013

Arti Kehidupan


Kini aku telah dinyatakan lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Bahagianya diriku, ku buka stofmap dan melihat hasil nilai ujianku cukup memuaskan. Terlena oleh kelulusan, aku beserta teman-temanku pun bersenang-senang, sudah seperti warisan dari leluhur kalau setiap lulus pasti coret-coretan baju seragam, kalau nggak ikut coret-coret tuh bagai sayur tanpa garam. Tanpa berpikir panjang lebar, aku mulai aksi ku menyemprotkan pylox dan mencoret baju temanku dengan tanda tanganku begitu juga sebaliknya. Sebernarnya sih dari rumah niatnya nggak mau ikut coret-coretan, tapi karena melihat teman-teman yang melakukan hal itu dan sepertinya seru, akupun mengurungkan niatku. Aku senang dan merasa puas setelah melakukan hal itu, tetapi setelah hari demi hari berlalu, sekarang aku menyadari bahwa ini adalah awal bukan akhir. Lulus ujian bukanlah suatu kesuksesan yang harus digembor-gemborkan istilahnya, masih banyak ujian hidup yang nyata dan musti ditempuh.
 Perjalanan awal menuju sebuah arti kehidupan yang nyata, yang aku alami setelah lulus dari SMK. Awalnya aku bingung aku juga ragu. Sebernarnya aku mau kemana, mau jadi apa pula? Sebernarnya sih maksud hati pengen jadi Guru, tapi…. Ahhh kuliah mahal, nanti kalau aku kuliah aku semakin membebani orangtua ku yang sudah mulai menua. Aku coba perlahan bilang sama ibu, “bu, aku pengen kuliah, pengen jadi guru” dan ibu pun menjawab “ya sana, ngambil formulir, kita nekat nyemplung aja, masalah biaya bisa dicari, kalau kamu maunya kuliah, ya ibu carikan dana” betapa terharunya aku, aku beruntung, akhirnya aku bisa berkuliah di jurusan Keguruan. Karena masuk ospek masih lama, masih sekitar 4 bulanan. Aku ingin mencari pengalaman kerja. Denger-denger dari temen, ada sebuah resto yang lagi mencari pekerja, nah aku nglamar pekerjaan di restoran itu. Aku pergi kesana dan sambil ditanya-tanya, kemudian si bapak itu pun bilang, mbak nggak malu kan kalau bawa nampan? Aku menjawab, nggak pak. Yasudah besok nunggu sms ya. Akhirnya aku pulang. Beberapa hari kemudian aku mendapat panggilan untuk bekerja disebuah restoran itu. Aku berangkat dengan hati yang senang, senang karna akhirnya aku bisa bekerja dan mencari pengalaman disana, ya walaupun hanya sebagai pelayan restoran. Sesampai disana, aku diajari cara-cara menyiapkan makanan dan minuman untuk diantar ke pembeli. Setelah tahu semua tentang tata tertib serta peraturan pelayanan, aku mulai beraksi. Ya order ya pengantar makanan. Duh capek ternyata bekerja itu, mana temen-temenya aku belum kenal semua, ada yang sombong ada pula yang baik dan perhatian. Detik demi detik berlalu, aku mulai sibuk dengan pekerjaanku yang tiada hentinya, aku mulai kesal dengan semua ini, aku ingin menangis tersedu-sedu, beginikah rasanya menjadi orang bawah? Menjadi buruh restoran, menjadi pelayan yang disuruh-suruh ngambilin sambel, kecap, saus…. Haduuuuuuuh bok, capek deh.. dalam hati agak jengkel dan kesel juga, aku kan nggak suka kalau disuruh-suruh.. huhuhu
Malam pun tiba, ibuuuuu aku pulang… duh buk kesel banget jadi pelayan itu, aku jengkel sama pembeli-pembeline sing suka nyuruh-nyuruh.. huhu. Setelah itu aku mandi dan mulai merasakan efek dari seharian bekerja selama 8jam dan tidak duduk. Aku mulai merenungkan ini semua, sepertinya airmataku tak bisa ku bendung, ternyata mencari uang itu susah sekali. Aku mendapat hikmah dari semua ini, aku harus lebih menghargai waktu, biaya dan tenaga. Ini menjadi sebuah motivasi besar karena aku ingin mengubah hidupku, aku harus bisa lebih dari sekedar seorang pelayan restoran, tetapi aku ingin menjadi pelayan ilmu bagi anak didikku kelak. Dalam hati berkata, nggak papalah kerja beginian, buat nambah-nambah uang dan pengalaman serta ngisi waktu, aku betah-betahin kerja di restoran itu meski gajinya nggak sepadan dengan tenaga yang aku keluarkan. Ya aku bertahan 4 bulan bekerja di restoran tersebut.
Waktu telah tiba, saatnya aku masuk kuliah… horeee dapet temen baru.. Aku bahagia, aku bisa kuliah.. hal yang dulu aku anggap tidak mungkin sekarang ada didepan mata. Tak akan kusia-siakan waktuku ini. Setelah berjalannya waktu, kini aku sudah melewati 1 semester. Aku masuk ke semester 2, seperti biasanya, aku bukan orang yang pendiem, aku pengen menghasilkan sesuatu, aku pengen kerja part time. Ya pengen kuliah sambil bekerja. Hehehe… awalnya aku diberi informasi dari temenku kuliah, ada lowongan pekerjaan di sebuah toko yang berada di Salatiga, ya nggak jauh dari kampusku. Aku mulai membuat surat lamaran pekerjaan lagi, dan aku masukkan lamaranku itu ke Toko yang aku tuju. Beberapa hari kemudian aku dapat sms dari toko tersebut, ternyata aku diterima, tapi katanya sehari kerjanya minimal 8 jam, yahhh kan aku nggak ngekos, jadi nggak bisa kerja part time disitu dan akupun mengundurkan diri. Masih berambisi dengan bekerja, aku mulai mencari informasi lowongan pekerjaan di papan pengumuman yang ada di kampusku. Aku menemukan informasi, ada sebuah warnet yang butuh tenaga administrasi, aku mencoba membuat lamaran lagi dan aku berpikir bahwa aku sudah mempunyai modal pengetahuan pada waktu Smk. Karena hanya dicantumkan alamat pos, akupun harus mengirimkan surat lamaranku lewat kantor pos. setelah beberapa hari kemudian aku mendapat sms dari warnet tersebut, dan menyatakan bahwa akan ada psikotes, alamt warnet juga dicantumkan di sms. Hari dan jam telah ditetapkan dan aku mulai berangkat menuju ke warnet, ternyata warnet tersebut tidak jauh dari kampusku. Psikotest pun sudah aku kerjakan, saatnya aku menuju kampus karena kebetulan ada kuliah sore. Berjalan dan sambil melihat papan informasi, aku melihat hal yang menarik. “Di butuhkan tentor TK, SD, SMP, SMA hub (0298xxxxx), kemudian aku mencoba bertanya-tanya lewat sms, dan mendapat balasan agar datang langsung ke kantor lembaga bimbel tersebut. Kemudian aku datang dan diwancarai. Setelah itu aku dipanggil lagi, ternyata aku mendapat murid kelas 2 untuk aku bimbing dalam belajarnya. Awalnya aku senang karena aku bisa mengaplikasikan ilmu yang aku dapat dari bangku kuliah. Beberapa hari kemudian aku mendapat sms dari warnet itu lagi, dan menyatakan bahwa ada test lanjutan, yaitu test komputer dasar. Tetapi berhubung aku sudah mendapat pekerjaan yang sesuai dengan jurusan yang aku ambil, aku pun mengundurkan diri untuk tidak mengikuti test lanjutan. Hari demi hari berjalan, aku mendapat murid lagi sehingga aku bisa memegang 5 murid untuk aku bimbing privat dalam 2 kali 1 minggu. 7 bulan aku bergabung dalam lembaga bimbel tersebut, tetapi ada yang membuat tidak nyaman, dan setelah itu aku putuskan untuk tidak bergabung lagi dalam lembaga bimbel tersebut. Dari mulut ke mulut aku mendapat murid-murid baru. Dari kelas 1-6 Sd aku sudah pernah merasakan mata pelajarannya. Ya walaupun terkadang masih ada kesulitan karena materinya teralu banyak. Aku senang menjalani hari-hariku karena bisa bertemu dengan anak SD yang lucu-lucu tingkah lakunya, yang sering membuat aku tertawa, tapi juga jengkel karena tidak manut. Sudah hampir 1 tahun ini aku menjalani hari demi hari kuliah dengan bekerja sebagai guru les privat. Terkadang waktuku pun masih belum teratur, masih sering bentrok jam antara ngelesi dengan kuliah, karena dosen yang sering mengganti jadwal. Tapi walaupun begitu, aku menikmati hari-hariku, aku  tidak ingin waktuku terbuang sia-sia. Aku tidak mau menjadi pemuda yang loyo, yang hanya bisa menghambur-hamburkan uang orangtua yang hanya bisa bersenang-senang dalam kesehariannya, bolos kuliah untuk senang-senang dan foya-foya, karena aku menyadari mencari uang tidaklah mudah dan aku pernah merasakan betapa susahnya mencari uang duapuluh ribu rupiah. Biar saja aku dianggap nggak gaul karena jarang bermain kesana-kesini, ataupun dibilang jadul karena nggak nenteng-nenteng blackberry ataupun gadget lain yang canggih-canggih masih lagi dibilang nggak modis karena hanya berpenampilan ala kadarnya, aku cuek aja karena inilah aku. Tapi terkadang pengen juga sih, tapi ibu selalu berkata “jadi orang jangan mewah-mewahan, bersyukur”. Tujuan utama adalah kuliah untuk menuntut ilmu, bukan untuk pamer kekayaan yang berlimpah. Seperti kata pepatah “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”. Tidak apalah, kali ini aku berjuang dulu agar kelak mendapatkan kesuksesan dan kebahagian. Dan kali ini aku bisa belajar, inilah arti kehidupan yang sesungguhnya ada manis, asam, asin dan pahitnya kehidupan dunia dimana kita harus belajar kesabaran, menghargai dan rasa syukur dari setiap apa yang kita dapat dari Allah SWT.
Aku yakinkan diriku ini, bahwa Allah pasti akan mengabulkan segala doa-doaku. Dan aku bersyukur, aku bisa menuntut ilmu di bangku kuliah jalan untuk meraih cita-citaku, terima kasih ya Allah engkau mengabulkan doaku, terima kasih Ibu Ayah telah mewujudkan keinginanku, terima kasih sahabat  yang selalu ada buat ku, disaat senang maupun sedih mari kita berjuang bersama-sama untuk mewujudkan cita-cita kita. Amin

Cerita Masa Laluku

Cerita masa lalu ku..
Aku masih mengingatnya, karena ini adalah pengalamanku yang sangat konyol. Kira kira terjadi saat tahun 1999 ketika awal aku mulai beranjak ke sekolah dasar,
saat itu aku berumur 6tahun.
6tahun, masih sangat polos dan bisa di bilang lugu juga. Entah kenapa saat itu aku tak punya malu, haha. Teng teng teng... Suara bel bunyi, bel yang sangat kuno... Di pukul ketika jam masuk, istirahat, serta pulang..
Awalnya baris berbaris, murid murid masuk satu demi satu, duduk rapi, berdoa, hingga pelajaran di mulai.
Waktu itu guru yang sedang mengajar menegurku, "hesty, bajunya kok gak rapi, ayo sekarang di rapikan di depan kelas"
aku menjawab, "iya buguru"
dengan blo'onnya aku maju ke depan kelas dan membuka rok ku untuk menarik bajuku yang keluar agar masuk kedalam sehingga terlihat rapi
, teman teman ku tertawa.
Bu guru "maksudnya bukan di depan kelas hesty, tapi di depan luar sana".
Aduuuh, aku hanya tersipu malu karna aku masih sangatlah polos dan lugu...