Cari Blog Ini

Minggu, 13 Januari 2013

Arti Kehidupan


Kini aku telah dinyatakan lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Bahagianya diriku, ku buka stofmap dan melihat hasil nilai ujianku cukup memuaskan. Terlena oleh kelulusan, aku beserta teman-temanku pun bersenang-senang, sudah seperti warisan dari leluhur kalau setiap lulus pasti coret-coretan baju seragam, kalau nggak ikut coret-coret tuh bagai sayur tanpa garam. Tanpa berpikir panjang lebar, aku mulai aksi ku menyemprotkan pylox dan mencoret baju temanku dengan tanda tanganku begitu juga sebaliknya. Sebernarnya sih dari rumah niatnya nggak mau ikut coret-coretan, tapi karena melihat teman-teman yang melakukan hal itu dan sepertinya seru, akupun mengurungkan niatku. Aku senang dan merasa puas setelah melakukan hal itu, tetapi setelah hari demi hari berlalu, sekarang aku menyadari bahwa ini adalah awal bukan akhir. Lulus ujian bukanlah suatu kesuksesan yang harus digembor-gemborkan istilahnya, masih banyak ujian hidup yang nyata dan musti ditempuh.
 Perjalanan awal menuju sebuah arti kehidupan yang nyata, yang aku alami setelah lulus dari SMK. Awalnya aku bingung aku juga ragu. Sebernarnya aku mau kemana, mau jadi apa pula? Sebernarnya sih maksud hati pengen jadi Guru, tapi…. Ahhh kuliah mahal, nanti kalau aku kuliah aku semakin membebani orangtua ku yang sudah mulai menua. Aku coba perlahan bilang sama ibu, “bu, aku pengen kuliah, pengen jadi guru” dan ibu pun menjawab “ya sana, ngambil formulir, kita nekat nyemplung aja, masalah biaya bisa dicari, kalau kamu maunya kuliah, ya ibu carikan dana” betapa terharunya aku, aku beruntung, akhirnya aku bisa berkuliah di jurusan Keguruan. Karena masuk ospek masih lama, masih sekitar 4 bulanan. Aku ingin mencari pengalaman kerja. Denger-denger dari temen, ada sebuah resto yang lagi mencari pekerja, nah aku nglamar pekerjaan di restoran itu. Aku pergi kesana dan sambil ditanya-tanya, kemudian si bapak itu pun bilang, mbak nggak malu kan kalau bawa nampan? Aku menjawab, nggak pak. Yasudah besok nunggu sms ya. Akhirnya aku pulang. Beberapa hari kemudian aku mendapat panggilan untuk bekerja disebuah restoran itu. Aku berangkat dengan hati yang senang, senang karna akhirnya aku bisa bekerja dan mencari pengalaman disana, ya walaupun hanya sebagai pelayan restoran. Sesampai disana, aku diajari cara-cara menyiapkan makanan dan minuman untuk diantar ke pembeli. Setelah tahu semua tentang tata tertib serta peraturan pelayanan, aku mulai beraksi. Ya order ya pengantar makanan. Duh capek ternyata bekerja itu, mana temen-temenya aku belum kenal semua, ada yang sombong ada pula yang baik dan perhatian. Detik demi detik berlalu, aku mulai sibuk dengan pekerjaanku yang tiada hentinya, aku mulai kesal dengan semua ini, aku ingin menangis tersedu-sedu, beginikah rasanya menjadi orang bawah? Menjadi buruh restoran, menjadi pelayan yang disuruh-suruh ngambilin sambel, kecap, saus…. Haduuuuuuuh bok, capek deh.. dalam hati agak jengkel dan kesel juga, aku kan nggak suka kalau disuruh-suruh.. huhuhu
Malam pun tiba, ibuuuuu aku pulang… duh buk kesel banget jadi pelayan itu, aku jengkel sama pembeli-pembeline sing suka nyuruh-nyuruh.. huhu. Setelah itu aku mandi dan mulai merasakan efek dari seharian bekerja selama 8jam dan tidak duduk. Aku mulai merenungkan ini semua, sepertinya airmataku tak bisa ku bendung, ternyata mencari uang itu susah sekali. Aku mendapat hikmah dari semua ini, aku harus lebih menghargai waktu, biaya dan tenaga. Ini menjadi sebuah motivasi besar karena aku ingin mengubah hidupku, aku harus bisa lebih dari sekedar seorang pelayan restoran, tetapi aku ingin menjadi pelayan ilmu bagi anak didikku kelak. Dalam hati berkata, nggak papalah kerja beginian, buat nambah-nambah uang dan pengalaman serta ngisi waktu, aku betah-betahin kerja di restoran itu meski gajinya nggak sepadan dengan tenaga yang aku keluarkan. Ya aku bertahan 4 bulan bekerja di restoran tersebut.
Waktu telah tiba, saatnya aku masuk kuliah… horeee dapet temen baru.. Aku bahagia, aku bisa kuliah.. hal yang dulu aku anggap tidak mungkin sekarang ada didepan mata. Tak akan kusia-siakan waktuku ini. Setelah berjalannya waktu, kini aku sudah melewati 1 semester. Aku masuk ke semester 2, seperti biasanya, aku bukan orang yang pendiem, aku pengen menghasilkan sesuatu, aku pengen kerja part time. Ya pengen kuliah sambil bekerja. Hehehe… awalnya aku diberi informasi dari temenku kuliah, ada lowongan pekerjaan di sebuah toko yang berada di Salatiga, ya nggak jauh dari kampusku. Aku mulai membuat surat lamaran pekerjaan lagi, dan aku masukkan lamaranku itu ke Toko yang aku tuju. Beberapa hari kemudian aku dapat sms dari toko tersebut, ternyata aku diterima, tapi katanya sehari kerjanya minimal 8 jam, yahhh kan aku nggak ngekos, jadi nggak bisa kerja part time disitu dan akupun mengundurkan diri. Masih berambisi dengan bekerja, aku mulai mencari informasi lowongan pekerjaan di papan pengumuman yang ada di kampusku. Aku menemukan informasi, ada sebuah warnet yang butuh tenaga administrasi, aku mencoba membuat lamaran lagi dan aku berpikir bahwa aku sudah mempunyai modal pengetahuan pada waktu Smk. Karena hanya dicantumkan alamat pos, akupun harus mengirimkan surat lamaranku lewat kantor pos. setelah beberapa hari kemudian aku mendapat sms dari warnet tersebut, dan menyatakan bahwa akan ada psikotes, alamt warnet juga dicantumkan di sms. Hari dan jam telah ditetapkan dan aku mulai berangkat menuju ke warnet, ternyata warnet tersebut tidak jauh dari kampusku. Psikotest pun sudah aku kerjakan, saatnya aku menuju kampus karena kebetulan ada kuliah sore. Berjalan dan sambil melihat papan informasi, aku melihat hal yang menarik. “Di butuhkan tentor TK, SD, SMP, SMA hub (0298xxxxx), kemudian aku mencoba bertanya-tanya lewat sms, dan mendapat balasan agar datang langsung ke kantor lembaga bimbel tersebut. Kemudian aku datang dan diwancarai. Setelah itu aku dipanggil lagi, ternyata aku mendapat murid kelas 2 untuk aku bimbing dalam belajarnya. Awalnya aku senang karena aku bisa mengaplikasikan ilmu yang aku dapat dari bangku kuliah. Beberapa hari kemudian aku mendapat sms dari warnet itu lagi, dan menyatakan bahwa ada test lanjutan, yaitu test komputer dasar. Tetapi berhubung aku sudah mendapat pekerjaan yang sesuai dengan jurusan yang aku ambil, aku pun mengundurkan diri untuk tidak mengikuti test lanjutan. Hari demi hari berjalan, aku mendapat murid lagi sehingga aku bisa memegang 5 murid untuk aku bimbing privat dalam 2 kali 1 minggu. 7 bulan aku bergabung dalam lembaga bimbel tersebut, tetapi ada yang membuat tidak nyaman, dan setelah itu aku putuskan untuk tidak bergabung lagi dalam lembaga bimbel tersebut. Dari mulut ke mulut aku mendapat murid-murid baru. Dari kelas 1-6 Sd aku sudah pernah merasakan mata pelajarannya. Ya walaupun terkadang masih ada kesulitan karena materinya teralu banyak. Aku senang menjalani hari-hariku karena bisa bertemu dengan anak SD yang lucu-lucu tingkah lakunya, yang sering membuat aku tertawa, tapi juga jengkel karena tidak manut. Sudah hampir 1 tahun ini aku menjalani hari demi hari kuliah dengan bekerja sebagai guru les privat. Terkadang waktuku pun masih belum teratur, masih sering bentrok jam antara ngelesi dengan kuliah, karena dosen yang sering mengganti jadwal. Tapi walaupun begitu, aku menikmati hari-hariku, aku  tidak ingin waktuku terbuang sia-sia. Aku tidak mau menjadi pemuda yang loyo, yang hanya bisa menghambur-hamburkan uang orangtua yang hanya bisa bersenang-senang dalam kesehariannya, bolos kuliah untuk senang-senang dan foya-foya, karena aku menyadari mencari uang tidaklah mudah dan aku pernah merasakan betapa susahnya mencari uang duapuluh ribu rupiah. Biar saja aku dianggap nggak gaul karena jarang bermain kesana-kesini, ataupun dibilang jadul karena nggak nenteng-nenteng blackberry ataupun gadget lain yang canggih-canggih masih lagi dibilang nggak modis karena hanya berpenampilan ala kadarnya, aku cuek aja karena inilah aku. Tapi terkadang pengen juga sih, tapi ibu selalu berkata “jadi orang jangan mewah-mewahan, bersyukur”. Tujuan utama adalah kuliah untuk menuntut ilmu, bukan untuk pamer kekayaan yang berlimpah. Seperti kata pepatah “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”. Tidak apalah, kali ini aku berjuang dulu agar kelak mendapatkan kesuksesan dan kebahagian. Dan kali ini aku bisa belajar, inilah arti kehidupan yang sesungguhnya ada manis, asam, asin dan pahitnya kehidupan dunia dimana kita harus belajar kesabaran, menghargai dan rasa syukur dari setiap apa yang kita dapat dari Allah SWT.
Aku yakinkan diriku ini, bahwa Allah pasti akan mengabulkan segala doa-doaku. Dan aku bersyukur, aku bisa menuntut ilmu di bangku kuliah jalan untuk meraih cita-citaku, terima kasih ya Allah engkau mengabulkan doaku, terima kasih Ibu Ayah telah mewujudkan keinginanku, terima kasih sahabat  yang selalu ada buat ku, disaat senang maupun sedih mari kita berjuang bersama-sama untuk mewujudkan cita-cita kita. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar