Kini aku telah
dinyatakan lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Bahagianya diriku, ku
buka stofmap dan melihat hasil nilai ujianku cukup memuaskan. Terlena oleh
kelulusan, aku beserta teman-temanku pun bersenang-senang, sudah seperti
warisan dari leluhur kalau setiap lulus pasti coret-coretan baju seragam, kalau
nggak ikut coret-coret tuh bagai sayur tanpa garam. Tanpa berpikir panjang
lebar, aku mulai aksi ku menyemprotkan pylox dan mencoret baju temanku dengan
tanda tanganku begitu juga sebaliknya. Sebernarnya sih dari rumah niatnya nggak
mau ikut coret-coretan, tapi karena melihat teman-teman yang melakukan hal itu
dan sepertinya seru, akupun mengurungkan niatku. Aku senang dan merasa puas
setelah melakukan hal itu, tetapi setelah hari demi hari berlalu, sekarang aku
menyadari bahwa ini adalah awal bukan akhir. Lulus ujian bukanlah suatu
kesuksesan yang harus digembor-gemborkan istilahnya, masih banyak ujian hidup
yang nyata dan musti ditempuh.
Perjalanan awal menuju sebuah arti kehidupan
yang nyata, yang aku alami setelah lulus dari SMK. Awalnya aku bingung aku juga
ragu. Sebernarnya aku mau kemana, mau jadi apa pula? Sebernarnya sih maksud
hati pengen jadi Guru, tapi…. Ahhh kuliah mahal, nanti kalau aku kuliah aku
semakin membebani orangtua ku yang sudah mulai menua. Aku coba perlahan bilang
sama ibu, “bu, aku pengen kuliah, pengen jadi guru” dan ibu pun menjawab “ya
sana, ngambil formulir, kita nekat nyemplung aja, masalah biaya bisa dicari,
kalau kamu maunya kuliah, ya ibu carikan dana” betapa terharunya aku, aku
beruntung, akhirnya aku bisa berkuliah di jurusan Keguruan. Karena masuk ospek
masih lama, masih sekitar 4 bulanan. Aku ingin mencari pengalaman kerja. Denger-denger
dari temen, ada sebuah resto yang lagi mencari pekerja, nah aku nglamar
pekerjaan di restoran itu. Aku pergi kesana dan sambil ditanya-tanya, kemudian
si bapak itu pun bilang, mbak nggak malu kan kalau bawa nampan? Aku menjawab,
nggak pak. Yasudah besok nunggu sms ya. Akhirnya aku pulang. Beberapa hari
kemudian aku mendapat panggilan untuk bekerja disebuah restoran itu. Aku
berangkat dengan hati yang senang, senang karna akhirnya aku bisa bekerja dan
mencari pengalaman disana, ya walaupun hanya sebagai pelayan restoran. Sesampai
disana, aku diajari cara-cara menyiapkan makanan dan minuman untuk diantar ke
pembeli. Setelah tahu semua tentang tata tertib serta peraturan pelayanan, aku
mulai beraksi. Ya order ya pengantar makanan. Duh capek ternyata bekerja itu,
mana temen-temenya aku belum kenal semua, ada yang sombong ada pula yang baik
dan perhatian. Detik demi detik berlalu, aku mulai sibuk dengan pekerjaanku
yang tiada hentinya, aku mulai kesal dengan semua ini, aku ingin menangis
tersedu-sedu, beginikah rasanya menjadi orang bawah? Menjadi buruh restoran,
menjadi pelayan yang disuruh-suruh ngambilin sambel, kecap, saus…. Haduuuuuuuh
bok, capek deh.. dalam hati agak jengkel dan kesel juga, aku kan nggak suka
kalau disuruh-suruh.. huhuhu
Malam pun tiba,
ibuuuuu aku pulang… duh buk kesel banget jadi pelayan itu, aku jengkel sama
pembeli-pembeline sing suka nyuruh-nyuruh.. huhu. Setelah itu aku mandi dan
mulai merasakan efek dari seharian bekerja selama 8jam dan tidak duduk. Aku
mulai merenungkan ini semua, sepertinya airmataku tak bisa ku bendung, ternyata
mencari uang itu susah sekali. Aku mendapat hikmah dari semua ini, aku harus
lebih menghargai waktu, biaya dan tenaga. Ini menjadi sebuah motivasi besar
karena aku ingin mengubah hidupku, aku harus bisa lebih dari sekedar seorang
pelayan restoran, tetapi aku ingin menjadi pelayan ilmu bagi anak didikku
kelak. Dalam hati berkata, nggak papalah kerja beginian, buat nambah-nambah
uang dan pengalaman serta ngisi waktu, aku betah-betahin kerja di restoran itu
meski gajinya nggak sepadan dengan tenaga yang aku keluarkan. Ya aku bertahan 4
bulan bekerja di restoran tersebut.
Waktu telah
tiba, saatnya aku masuk kuliah… horeee dapet temen baru.. Aku bahagia, aku bisa
kuliah.. hal yang dulu aku anggap tidak mungkin sekarang ada didepan mata. Tak
akan kusia-siakan waktuku ini. Setelah berjalannya waktu, kini aku sudah
melewati 1 semester. Aku masuk ke semester 2, seperti biasanya, aku bukan orang
yang pendiem, aku pengen menghasilkan sesuatu, aku pengen kerja part time. Ya
pengen kuliah sambil bekerja. Hehehe… awalnya aku diberi informasi dari temenku
kuliah, ada lowongan pekerjaan di sebuah toko yang berada di Salatiga, ya nggak
jauh dari kampusku. Aku mulai membuat surat lamaran pekerjaan lagi, dan aku
masukkan lamaranku itu ke Toko yang aku tuju. Beberapa hari kemudian aku dapat
sms dari toko tersebut, ternyata aku diterima, tapi katanya sehari kerjanya
minimal 8 jam, yahhh kan aku nggak ngekos, jadi nggak bisa kerja part time
disitu dan akupun mengundurkan diri. Masih berambisi dengan bekerja, aku mulai
mencari informasi lowongan pekerjaan di papan pengumuman yang ada di kampusku.
Aku menemukan informasi, ada sebuah warnet yang butuh tenaga administrasi, aku
mencoba membuat lamaran lagi dan aku berpikir bahwa aku sudah mempunyai modal
pengetahuan pada waktu Smk. Karena hanya dicantumkan alamat pos, akupun harus
mengirimkan surat lamaranku lewat kantor pos. setelah beberapa hari kemudian
aku mendapat sms dari warnet tersebut, dan menyatakan bahwa akan ada psikotes,
alamt warnet juga dicantumkan di sms. Hari dan jam telah ditetapkan dan aku
mulai berangkat menuju ke warnet, ternyata warnet tersebut tidak jauh dari
kampusku. Psikotest pun sudah aku kerjakan, saatnya aku menuju kampus karena
kebetulan ada kuliah sore. Berjalan dan sambil melihat papan informasi, aku
melihat hal yang menarik. “Di butuhkan tentor TK, SD, SMP, SMA hub (0298xxxxx),
kemudian aku mencoba bertanya-tanya lewat sms, dan mendapat balasan agar datang
langsung ke kantor lembaga bimbel tersebut. Kemudian aku datang dan diwancarai.
Setelah itu aku dipanggil lagi, ternyata aku mendapat murid kelas 2 untuk aku
bimbing dalam belajarnya. Awalnya aku senang karena aku bisa mengaplikasikan
ilmu yang aku dapat dari bangku kuliah. Beberapa hari kemudian aku mendapat sms
dari warnet itu lagi, dan menyatakan bahwa ada test lanjutan, yaitu test
komputer dasar. Tetapi berhubung aku sudah mendapat pekerjaan yang sesuai
dengan jurusan yang aku ambil, aku pun mengundurkan diri untuk tidak mengikuti
test lanjutan. Hari demi hari berjalan, aku mendapat murid lagi sehingga aku
bisa memegang 5 murid untuk aku bimbing privat dalam 2 kali 1 minggu. 7 bulan
aku bergabung dalam lembaga bimbel tersebut, tetapi ada yang membuat tidak
nyaman, dan setelah itu aku putuskan untuk tidak bergabung lagi dalam lembaga bimbel
tersebut. Dari mulut ke mulut aku mendapat murid-murid baru. Dari kelas 1-6 Sd
aku sudah pernah merasakan mata pelajarannya. Ya walaupun terkadang masih ada
kesulitan karena materinya teralu banyak. Aku senang menjalani hari-hariku
karena bisa bertemu dengan anak SD yang lucu-lucu tingkah lakunya, yang sering
membuat aku tertawa, tapi juga jengkel karena tidak manut. Sudah hampir 1 tahun
ini aku menjalani hari demi hari kuliah dengan bekerja sebagai guru les privat.
Terkadang waktuku pun masih belum teratur, masih sering bentrok jam antara
ngelesi dengan kuliah, karena dosen yang sering mengganti jadwal. Tapi walaupun
begitu, aku menikmati hari-hariku, aku
tidak ingin waktuku terbuang sia-sia. Aku tidak mau menjadi pemuda yang
loyo, yang hanya bisa menghambur-hamburkan uang orangtua yang hanya bisa
bersenang-senang dalam kesehariannya, bolos kuliah untuk senang-senang dan
foya-foya, karena aku menyadari mencari uang tidaklah mudah dan aku pernah
merasakan betapa susahnya mencari uang duapuluh ribu rupiah. Biar saja aku
dianggap nggak gaul karena jarang bermain kesana-kesini, ataupun dibilang jadul
karena nggak nenteng-nenteng blackberry ataupun gadget lain yang
canggih-canggih masih lagi dibilang nggak modis karena hanya berpenampilan ala
kadarnya, aku cuek aja karena inilah aku. Tapi terkadang pengen juga sih, tapi
ibu selalu berkata “jadi orang jangan mewah-mewahan, bersyukur”. Tujuan utama
adalah kuliah untuk menuntut ilmu, bukan untuk pamer kekayaan yang berlimpah.
Seperti kata pepatah “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian.
Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”. Tidak apalah, kali ini aku
berjuang dulu agar kelak mendapatkan kesuksesan dan kebahagian. Dan kali ini
aku bisa belajar, inilah arti kehidupan yang sesungguhnya ada manis, asam, asin
dan pahitnya kehidupan dunia dimana kita harus belajar kesabaran, menghargai
dan rasa syukur dari setiap apa yang kita dapat dari Allah SWT.
Aku yakinkan
diriku ini, bahwa Allah pasti akan mengabulkan segala doa-doaku. Dan aku
bersyukur, aku bisa menuntut ilmu di bangku kuliah jalan untuk meraih
cita-citaku, terima kasih ya Allah engkau mengabulkan doaku, terima kasih Ibu
Ayah telah mewujudkan keinginanku, terima kasih sahabat yang selalu ada buat ku, disaat senang maupun
sedih mari kita berjuang bersama-sama untuk mewujudkan cita-cita kita. Amin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar